Jan 5, 2008

Sepenggal kisah dari masa lalu

Aaaaaaaaahhh, teringat cerita masa laluku. jaman aku masih kerja dulu jadi 'buruh' pabrik. he..he..
Bagaimana aku bisa terdampar di tempat itu, bagaimana bisa aku kerja di tempat yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan apa yang aku pelajari di sekolah. Nasib...nasib....semua itu karena 'keterpaksaan' yang harus aku lalui. Daripada jadi pengangguran yang sama sekali nggak dihormati waktu itu. Lebih baik menjadikan diri sendiri, sebagai orang yang berguna.Paling tidak bagi diri sendiri.

Siapa yang masih ingat tahun 1997, tahunnya krisis ekonomi, dimana banyak sekali terjadi PHK. Nah pada tahun itulah aku lulus kuliah. memang sudah takdir agaknya, yang menuntunku sampai ditempatku sekarang.
Tapi menjadi 'buruh' pabrik, bagiku memberiku banyak pengalaman. memberiku banyak waktu untuk banyak belajar, tentang berbagai karakter manusia, ataupun mengasah ilmuku yang masih cetek banget.

Masih aku ingat ketika pertama kali mau masukin data ke komputer, aku lupa bagaimana mau bikin kotak tabel..he..he..gusti !beginilah kalau kuliah yang katanya ada laboratorium komputer tapi nggak pernah praktek komputer. Untungnya bahasa Inggrisku boleh dibilang okelah, dan percaya diriku boleh tahan juga...ha..ha..dengan tanpa malu2 aku minta tolong seorang wanita hindustan(wajahnya cantik mirip artis hindustan sih)yang kebetulan lewat di depanku. Execuse me..can you help me..? I'd like to make a column like this..sambil nunjuk contoh gambar di komputer. Yes sure...untung dia baik hati ya....Trus katanya lagi.."are you new here"?. yes..jawabku.
Nah semenjak hari itu kalau berpapasan dg dia kami akan saling menegur, baru aku tahu namanya Kiran...cantik..secantik orangnya.

Di Pabrik Multinasional ini, 'karir'ku bermula...he..he...disini pula kuakhiri penantianku yang panjang. Penantian yang sangat melelahkan bagiku. Cerita yang sangat panjang untuk dikisahkan, cerita yang bagiku terlalu penuh dengan warna warni. Keceriaan dan juga kesedihan.
Di sini (tempatku bekerja dulu)aku menggodok diriku dari seorang yang tidak di kenali ,menjadi seorang yang dikenali. Dari seorang yang dianggap 'baru' menjadi seorang yang sering di jadikan 'guru'. Aku bangga sebenarnya dengan pencapaian diriku selama di sini. Tapi ternyata,pencapaianku selama ini malah menjadi momok bagi diriku.

Rasanya adalah sesuatu yang wajar bagi setiap individu untuk mencapai posisi yang setinggi-tingginya. Dan tentu saja semua orang akan berusaha keras untuk mendapatkannya. dengan cara yang fair tentunya.
Namun hal tersebut tidak pernah berlaku bagiku, karena keegoisan sepihak, akhirnya aku harus mengubur semua impianku. Ya, keegoisan atasan yang mengklaim dengan alasan klise bahwa kemampuan kita masih sangat diperlukan di departemennya. Dan berbagai alasan lagi, yang intinya menjegal karir kita. walhal kita sangat-sangat berhak untuk mendapatkannya, apalagi kesempatan itu betul-betul didepan mata kita. Coba, manusia bodoh mana yang akan begitu saja melepaskan kesempatan emas itu?.

Dan itu berulang-ulang terjadi padaku, dengan alasan-alasan yang sama. Terus terang aku 'merana', sedih, menyesal. Mimpiku tinggal angan-angankosong. Hari demi hari suasana kerja makin menyiksa, semangat pun lama-lama makin berkurang dan berkurang.
Namun aku coba untuk bertahan, berusaha seprofesional mungkin, sambil sesekali memikirkan cara untuk mengatasi masalahku ini.

Bagi aku, kerja dengan keikhlasan hati adalah yang utama. Karena kalau kita kerja ikhlas, tidak terpaksa maka prestasi kerja kita pun akan terpancar. Kerja penuh semangat,melahirkan ide-ide baru dsb. Tapi waktu itu aku betul-betul dibawah tekanan. Lingkungan kerja tidak lagi menyenangkan bagiku, bagiku semuanya sudah tidak lagi menjanjikan apa-apa.

Apabila seseorang itu sudah tidak lagi merasa kenyamanan, kebebasan , dan merasa haknya tidak di tunaikan, rasanya wajar kalau orang itu ingin memberontak. berusaha mencari penyelesaian diatas semua keruwetan yang dialaminya. Dan bagiku, setelah berpikir dan berpikir, menimbang sana, menimbang sini, akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Meninggalkan semuanya. Meninggalkan 'pabrik' ku tercinta, yang telah banyak memberiku pengetahuan, pengalaman yang tak ternilai harganya.
Meninggalkan pahit manis yang pernah aku coretkan di sana. Terimakasih untuk semua.

*Kadang yang pahit, sekali-sekali 'perlu' juga untuk di ingat kembali.



0 comments: